Sunday, October 6, 2013

Jadi Da'i Lewat Menulis


 Kenal Imam Bukhari yang mengumpulkan ribuan hadits Shahih? Tahu Hasan Albana tokoh pergerakan Ikhwanul Muslimin? Pernah denger Sayyid Qutb yang meninggal di tiang gantungan karena buku-bukunya ? Atau tahukah sama Asma Nadia dengan buku-bukunya yang dibuat film mewarnai belantika perfileman Tanah Air, begitu juga dengan Habiburrahman Elshirazy yang lebih akrab dikenal Kang Abik dengan novel-novelnya yang booming dan mencerahkan banyak orang, kemudian Imam Malik, Imam Hmbali, Imam Syafi’i dan yang lainnya.
Kita mengenal mereka lewat tulisan dan buku-buku yang mereka buat. Bukan sekedar ketenaran yang dikejar, tapi yang lebih penting dari itu, inilah salah satu metode transfer ilmu yang disebut dakwah bil qolam.

URGENSI DAKWAH
Dakwah itu penting, bahkan dakwah pun menjadi kewajiban kita sebagai seorang Muslim. Allah pun telah berfirman dalam QS. Ali-Imran : 140
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Jelas bahwa menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran itu yang akan menjadikan kita golongan yang beruntung yaitu golongan yang kelak mendapatkan jannah dengan izin-Nya.
Sampai-sampai Imam Ghazali mengatakan “Pemuda yang tidak berdakwah hendaklah ditakbirkan tiga kali.” Artinya jika tidak berdakwah seseorang itu dianggap sama seperti orang mati yang tidak memiliki daya dan upaya.

KELEBIHAN DAKWAH BIL QOLAM
Ada banyak cara untuk berdakwah, salah satunya lewat tulisan, seperti para tokoh yang disebutkan di atas. Dakwah bil qolam, atau berdakwah lewat tulisan ini jelas memiliki kelebihan di banding dahwah dengan metode lain.
Yang pertama, siapapun bisa melakukannya selama memiliki azzam untuk menjadi da’i lewat menulis. Tulisan kita dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi orang lain dan menjadi salah satu amal yang tak akan putus-putusnya meski kita telah meninggal, selama ilmu yang terkandung dalam tulisan kita mencerahkan dan diamalkan banyak orang. Para da’i yang berjuang lewat tulisan setara dengan para syahidin, karena di akhirat kelak tinta para da’i akan ditimbang seberat darah manusia yang syahid.
Kemudian yang kedua dakwah lewat tulisan pun lebih membutuhkan kerja cerdas dalam mengolah kata-kata dan menuangkannnya lewat tulisan. Jadi bukan hanya menyuguhkan tulisan yang padat akan ilmu tetapi juga bagaimana caranya mengemas tulisan kita agar disajikan dengan menarik kepada pembaca. Ini jelas bukan hal yang mudah tetapi seiring dengan proses maka kita akan menemukan gaya tulisan kita dan dapat membedakan tulisan yang menarik dan tidak, selain itu kita pun belajar berbahasa dan aturan dalam membuat tulisan. 
Manfaat ketiga yang kita dapatkan dari menulis, terutama bagi kita kaum muda, menulis pun bisa menjadi bentuk aktualisasi diri kita di masyarakat. Apalagi jika kita rajin mengirimkan tulisan kita di media, baik berupa opini, kisah ataupun karya fiksi. Kita tak pernah tahu bukan, bahwa ternyata tulisan kita telah menginspirasi, mencerahkan dan menambah ilmu pengetahuan bagi orang lain.

MENULISLAH !
Lalu ketika keinginan untuk menulis itu telah muncul, dari mana kita harus memulainya?   
Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kita tahu dan mengungkapkan apa yang kita rasakan. Kemudian mengirimkannya ke media, penerbit atau diposting di media online seperti blog ataupun jejaring sosial. Jangan pernah berkecil hati ketika tulisan kita tidak dimuat atau ada yang mengkritik tulisan kita, teruslah menulis dan belajar. Sekolahnya para penulis adalah membaca, jadi bacalah banyak buku, galilah ilmu untuk kemudian dituangkannya kembali lewat tulisan. Selain itu kita pun harus banyak bergaul dan berdiskusi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama di bidang tulis menulis, yaitu dengan membentuk atau bergabung di komunitas kepenulisan.
Komunitas kepenulisan ini sangat membantu, terutama bagi penulis pemula, karena di komunitas kepenulisan itu kita bisa berdiskusi mengenai semua hal tentang kepenulisan seperti jenis-jenis tulisan, bagaimana contoh tulisan yang baik, serta berbagi tulisan dan saling mengoreksi tulisan satu sama lain.
Yaa...tunggu apa lagi ? Jadilah da’i lewat menulis. Tuliskanlah kebaikan itu meski satu kalimat, satu paragraf ataupun satu buku. Ingat kunci untuk menjadi penulis itu ada tiga, yaitu menulis, menulis dan menulis.

No comments:

Post a Comment